Khamis, 16 Disember 2010
14 Perkara sunat dilakukan pada hari Asyura (10 Muharram)
Ahad, 12 Disember 2010
My Name Is Adli
My name is Adli
Please listen to me
Don’t steal my heart and then walk away from me
Excuse me please
I don’t get to sleep no more
I fear I may not breathe any more
In my heart you’ve created a furore
Excuse me please…………………5x
A man
A simple man
I don’t know, sweetheart, what’s happening to me
Your magic does play its part
It’s driven me crazy from the start
Burning flame of passion in my heart
Excuse me please…………………5x
You are
My ultimate desire
I am so, totally lost
So lost in your love
My heart skips a beat
It cannot be retreat
Surviving the night itself is a feat
Excuse me please…………………4x
Sabtu, 11 Disember 2010
Sayang Sayang
Sayang, pusing dan lihat saya
Saya di sini
Awak cari saya?
Sentuh hati awak dan cinta dengan saya
Dia kegelapan
Saya mentari pagi
Sayang
Awak cantik
Saya kacak juga
Saya cuma merindukan awak
Seperti dia tahu semuanya
Tapi ada cinta jampi
Sayang, pusing. Saya di sini
Adakah awak mencari saya?
Saya dijadikan untuk awak?
Sebab itu yang lain
Pegang hati awak dan beritahu saya
Awak tidak cintakan saya?
Ia pencarian baru
Perjalanan baru
Tapi
Ia adalah cinta
Sayang, pusing dan lihat saya
Jumaat, 10 Disember 2010
Di Kapal Percintaan
Di kapal percintaan
Ada ombak
Dengan angin
Kita berlayar
Pergi jauh dari awan
Apakah cinta di sana?
Apakah bunga berkembang di sana?
Boleh saya cari gadis idaman saya di sana?
Di tempat mimpi saya jadi benar?
Di tempat saya akan jumpa kawan-kawan?
Apakah saya akan dapat cinta?
Saya telah dengar
Apa yang saya cakap
Kita kena pergi jauh
Apabila saya terjumpa cinta
Semoga tidak kena mata
Kita jumpa di sini
Semoga kita tidak berpisah
Mata tidak boleh kena pada tempat yang ada cinta
Kekasih tidak akan berpisah dari sini
Mari pergi
Bersama
Mari berseronok
Di kapal percintaan
Ada ombak
Dengan angin
Kita berlayar
Pergi jauh dari awan
Khamis, 9 Disember 2010
Bulan Bintang
Bulan, bintang dan bunga
Semua ini adalah lama
Saya menggilakan dia
Di awan, pada masa hujan
Semua ini lain
Saya menggilakan dia
Dia baru
Kegilaan dia adalah baru
Dia memakai mahkota kejayaan
Dengan senyuman di zaman budak tiada lagi
Nyanyian adalah lama
Ada muzik baru
Saya menggilakan dia
Ringkas tapi cantik
Betapa cantiknya dia dari hati
Walaupun tanpa apa-apa
Dia kelihatan secantik pengantin
Saya menggilakan dia
Saya menggilakan dia
Kehidupan Yang Sekejap
Kehidupan sekejap sahaja
Kita kena pergi
Kita tidak akan bawa apa-apa dengan kita
Kami datang dengan tangan kosong
Kami pergi dengan tangan kosong
Beberapa kata cinta akan berkata
Ketawa dan buat dunia ketawa dengan awak
Menyanyi daripada hati awak
Di mata saya ada mimpi cinta
Ada orang di dunia saya milik saya
Ada wajah dekat dengan hati saya
Saya dahagakan cinta dia
Saya minat dia
Tapi tiada isyarat bagi dia
Menyanyi untuk hati saya
Kehidupan adalah kegembiraan
Tapi ia fantasi sahaja
Ia kegembiraan yang buat
Ia bakar semula
Kegembiraan
Tapi jangan kehilangan hati
Menyanyi untuk hatiku
Katakanlah Kau Mencintaiku
Hati saya mahu dengar berkali-kali
Katakan awak mencintai saya
Saya cintakan awak
Saya cintakan awak
Dalam kata-kata cinta ini
Saya tak pernah mendengarnya
Katakan awak cintakan saya
Katakan awak cintakan saya
Saya kata saya cinta awak
Apa yang akan berlaku jika tiada cinta?
Tiada orang akan rasa denyutan hati mereka
Hati saya sedang berdenyut
Datang ke pelukan saya
Ini bukti saya cinta awak
Katakan awak cinta saya
Saya kata saya cinta awak
Dua kekasih
Dua orang gilakan cinta
Apa yang mereka akan buat?
Kenapa saya tanya awak
Tanya diri saya sendiri
Saya tahu apa yang awak tunggu
Katakan awak cintakan saya
Saya kata saya cintakan awak
Jika kita tak berjumpa
Apa akan berlaku?
Tentu mimpi saya tidak akan jadi benar
Hati saya beritahu
Cinta kita paling hebat
Katakan awak cintakan saya
Saya kata saya cintakan awak
Saya kata saya cintakan awak
Jumaat, 3 Disember 2010
Melayu Mudah Lupa
Melayu mudah lupa
Melayu mudah lupa
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya dipijak
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya retak
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya teriak
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya haprak
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya kelas dua
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya hina
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya sengketa
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya derita
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya kerdil
Melayu mudah lupa
Dulu bangsanya terpencil
Melayu mudah lupa
Tiada daulat
Tiada maruah
Tiada bebas
Melayu mudah lupa
Melayu mudah lupa
Melayu mudah lupa
Sejarah bangsanya yang lena
Tanah lahirnya yang merekah
Berdarah
Ingatlah
Ingatlah
Wahai bangsaku
Jangan mudah lupa lagi
Kerana perjuanganmu belum selesai lagi.
(Dibacakan oleh Dr. Mahathir pada ucapan penggulungan Perhimpunan Agung UMNO Ke-55 di Dewan Merdeka PWTC, Kuala Lumpur pada 23 Jun 2001)
Jumaat, 15 Oktober 2010
Cerpen/Novel baru
Tunggu kemunculan cerita merapu aku yang baru bertajuk 'A Di Nos (Aku Dia dan Nostalgia)' akhir tahun ini...
Memaparkan kisah yang berjiwa remaja...
Isnin, 11 Oktober 2010
Tanda-tanda Orang Jatuh Cinta
Sebagai seorang manusia biasa , tentu kita pernah mengalami perasaan jatuh cinta. Dalam cinta ada tanda-tandanya. Orang cerdik mampu mengenalinya. Dan orang yang cerdas mampu menunjukannya. Dan orang yang sedang dirundung cinta, hanya mampu merasakanya.
Tanda-tanda cinta itu, lahir sebelum api cinta dinyalakan, dan sebelum sumbu cinta dikobarkan. Sesungguhnya, ikatan cinta membutuhkan perjuangan, pengorbanan, dan ketulusan yangluar biasa agar cinta sejati bersemi indah nan kukuh, cinta tak gampang roboh manakala badai datang menerjang.
1. Pandangan mata.
Mata adalah jendela jiwa. Melalui pandangan mata rahasia jiwa dapat terungkap, pesan-pesan jiwa beserta kedalaman isinya bisa disingkap. Betapa sering kau saksikan pandangan orang yang jauh cinta tak akan berpaling dari orang yang dicintainya. Matanya bergerak seiring dengan gerakan orang yang dicintainya. Pandangan mata mengarah pada apa yang dipandang sang kekasih tercinta.
2. Percakapan.
Orang-orang yang sedang jatuh cinta akan selalu melayani percakapan orang yang dicintainya. Ia nyaris tak pernah mau melayani pembicaraan orang lain selain orang yang dicintainya. Ia dengarkan apa yang dikatakan oleh sangh tercinta dengan seksama. Ia iyakan apa yang diucapkan sang tercinta, meski yang dikatakan adalah mustahil belaka. Ia benarkan segala ucapan sang tercinta, meski sebenarnya ucapanya bohong adanya. Ia rela bersaksi palsu demi sang tercinta. Ia setujui apapun yang dimau sang tercinta, meski kemauan itu zalim sesungguhnya. Ia terima begitu saja segala ucapan dan kata-kata sang tercinta.
3. Gerakan tubuh.
Lihatlah! Betapa orang-orang yang seang jatuh cinta segera bergegas menuju tempat orang yang dicintainya. Ia hindari segala kegiatan yang dapat menjauhkan dengan kekasih tercita. Ia jauhi segala ucapan yang bisa merusak hubunganya dengan sang pujaan jiwa. kakinya enggan melangkah manakala perpisahan tiba saatnya.
4. Keraguan dan Kegembiraan.
Ini tergambar dari wajah sang pencinta kala tiba-tiba bertemu dengan sang pujaan jiwa. atau ada kegugupan manakala berpapasan dengan seseorang yang serupa dengan pujaanya. Atau pula adanya getaran getaran hebat manakala mendengar nama sang kekasih tercinta.
5.Mengerjakan segla perbuatan yang bisa dilakukan sang pujaan jiwa.
Cinta telah mengubah orang yang bakhil nan kikir menjadidermawan luar biasa. Cinta mengubah sang pendiam menjadi banyak bicaranya. Cinta telah mengubah sang penakut menjadi seorang pemberani luar biasa. Cinta telah merubah sang buruk perangai menjadi berbudi mulia. Cinta telah merubah si miskin berlagak kaya. Cinta telah mengubah si pandir menjadi beradab begitu saja. Cinta telah mengubah si saleh nan sopan menjadi kegenitan. Cinta telah mengubah sang pecundang menjadi pemenang. Cinta telah merubah sang pengecut menjadi pemberani.
Diantara tanda dan bukti cinta, yang bisa dilihat oleh siapa saja yang memiliki mata, ialah melimpahnya perasaan senang meskipun dalam keadaan sempit, merasa sempit walaupun berada di tyempat yang luas, banyak mengungkapkan isyarat-isyarat yang samar, banyak bersandar ketika duduk, kerap mengelus bagian tubuh mtertentu, dan menyenagi tempat dimana ia baisa bertemu dengan sang kekasih.
6.Tanda-tanda yang sifatnya berlawanan.
Tanda-tanda ini muncul berdasarkan pada adanya dorongan, pengaruh, dan sebab-sebab yang menggerakanya. Ia muncul berdasarkan pada bayangan-bayangan yang melingkupinya. segala sesuatu yang melebihi batasnya akan berbalik berlawanan (180 derajad), dan jika ia telah berada tepat di ujung batas lawanya ia akan berubah menyerupai lawanya itu. Ini merupakan Kodrat dari Allah yang tidak banyak kita fahami. Ini seperti es sebagai contohnya, Jika kau genggam ia dalam tenggat yang lama, ia berubah seolah seperti api. Meski dingin namun terasa panas.
7. Selalu ingin mendengar nama pujaan hatinya.
Ia senang membicarakan pujaan jiwanya. Baginya, sang pujaan jiwa laksana sang surya yang menerangi kehidupanya. Tak ada yang nyaman selain berada di sisinya. Dan tak ada kebosanan untuk selalu berjumpa dngannya. Sesungguhnya cinamu kepada sesuatu akan membuatmu tuli dan buta.
Orang yang dirundung cinta, apabila nama sang pujaan jiwa disebut tatkala ia sedang makan, niscaya makanan itu akan tercekat di tenggorokannya. Apabila nama sang pujaan hatinya disebut tatkala ia sedang minum, Niscaya air yang diminumnya akan berhenti di tenggorokannya. Dan apabila nama sang pujaan jiwanya disebut ketika ia sedang bicara, niscaya semua pembicaraanya akan berhenti begitu saja. Pikiranya melayang dipenuhi bayang-bayang sang pujaan jiwa. apabila berita buruk menimpa sang pujaan jiwa, raut mukanya berubah seketika. Yang tadinya cerah dan lincah akan menjadi murung dan beku.
8. Suka dalam kesendirian.
orang yang sedang jatuh cinta, kala ia sendiri ia merasa merdeka tiada terkira. Ia merasa bebas berkelana, bergerak, dan berjalan ke mana ia suka. Semua ini adalah bukti tak terpungkiri dan kenyataan tak terbantahkan, bahwa ada cinta yang bersemayam di dalam jiwa.
9. Suka begadang.
Orang yang sedang jatuh cinta adalah para penggembala bintang-bintang. Me5reka suka menghitungnya sepanjang malam.
Sesungguhnya orang yang sedang jatuh cinta, akan dirundung kegelisahan bila mengalami salah satu dari dua peristiwa berikut ini: Pertama: manakala ia tengah berharap pertemuan dengan sang pujaan, tiba-tiba ada kejadian yang menghalangi terjadinya pertemuan. Kedua: manakala terjadi pertikaian hebat yang tak berujung pangkal diantara mereka (orang-orang yang sedang jatuh cinta), Ketika pertikaian terjadi, kegelisahan akan memuncak, hingga akhirnyamereda sendiri. Dan ketika pertikaian telah usai atau reda, mereka akan saling memaafkan dengan legawa.
Diantara ujian cinta, ialah munculnya kegelisahan dan kegundahan yang maha dahsyat manakala sang pujaan jiwa mulai berpaling. Sesungguhnya orang-orang yang sedang jatuh cinta akan mencintai keluarga pujaanya, kerabat pujaanya, dan karib-karib pujaanya melebihi cintanya pada keluarga, kerabat, dan karibnya sendiri.
10. Menangispun termasuk tanda-tanda cinta.
Pernahkah seorang yang dirundung cinta menangis karena rindu inginbertemu dengan sang pujaan jiwa? Pernahkah orang yang sedang dirundung cinta menangis karena cintanya diterima?
Orang yang sedang jatuh cinta, manakala kurang mempercayai ketulusan cinta pujaanya, ia akan terus mengawasi gerak-gerik pujaanya. Ini jauh berbeda jauh dari kebiasaanya sebelum jatuh cinta. Orang yang sedang jatuh cinta juga gemar memperhalus kata-kata yang diucapkanya dan membagus-baguskan perangai berikut penampilan lahirnya.
11. Munculnya kepedulian terhadap orang yang dicintainya.
Ialah munculnya kepedulian ekstra terhadap orang yan g dicintainya. Orang yang sedang jatuh cinta sangat perhatian terhadap segala kejadian yang menimpa pujaanya. Ia cari kabar tentangnya. Ia ikutim setiap gerak-geriknya sehingga tak ada barang sedetikpun dari waktu yang dimiliki sang pujaan tercinta yang luput dari amatanya. tak ada berita yang terlewatkan.
Jika kamu ditanya seseorang "apakah kamu mencintainya?" lalu kamu menjawab "ya", lalu ditanya lagi "karena apa kamu mencintainya?" lalu kamu tidak bisa menjawab dengan mengungkapkan dengan kata-kata dan hanya bisa menjawab dengan senyuman, itulah cinta sejati. Cinta tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. jika cintamu pada seseorang dapat kau jelaskan dengan kata-kata, maka kau tidak memahami cinta itu sendiri.
Begitulah tanda-tanda cinta.Mereka Yang Telah Pergi
SYAIKH UMAR TILMISANI
(Mursyid III Ikhwanul Muslimin, 1322 – 1406 H / 1904 – 1986 M)
1. “Kekerasan dan cita - cita untuk mengalahkan orang lain tidak pernah menemukan jalan untuk masuk ke dalam akhlakku. Kerana itu, saya tidak bermusuhan dengan sesiapa pun, kecuali dalam rangka membela kebenaran atau mengajak menerapkan Kitab Allah Ta’ala. Kalaupun ada permusuhan, maka itu berasal dari pihak mereka, bukan dariku. Saya menyumpah diriku untuk tidak menyakiti seorang pun dengan kata – kata kasar, meskipun saya tidak setuju dengan kebijaksanaannya, atau bahkan ia menyakitiku. Kerana itu, tidak pernah terjadi permusuhan antara diriku dengan seseorang kerana masalah peribadi.” m/s 3
2. “Saya tidak pernah takut kepada sesiapa pun selama hidupku, kecuali kepada Allah Ta’ala. Tidak ada dapat menghalangiku mengucapkan kebenaran yang saya yakini, meskipun orang lain merasa berat dan saya mendapat kesusahan kerananya. Saya katakan apa yang kuyakini dengan tenang, mantap, dan sopan, agar tidak menyakiti pendengaran atau melukai perasaannya. Saya juga berusaha menjauhi kata – kata yang mungkin tidak disukai lawan bicaraku. Dengan cara seperti itu, saya mendapat ketenangan jiwa. Andai cara ini tidak dapat merekrut banyak kawan, maka minimum menjagaku dari kejahatan lawan.” m/s 6
3. Ustaz Tilmisani berdiri menjawab tuduhan Anwar Sadat , “Siapa pun yang berlaku zalim kepadaku, maka biasanya saya laporkan (adukan) kepada Anda. Kerana Anda rujukan tertinggi –setelah Allah Ta’ala– buat orang – orang yang mengadu. Sekarang, kezaliman itu datang dari Anda, kerana itu saya adukan Anda kepada Allah Ta’ala..” m/s 6
4. “Saya tidak mengadukan Anda kepada pihak yang zalim, tapi kepada Dzat Yang Maha Adil. Dia – lah yang mengetahui segala yang saya katakan!” m/s 6
5. Syaikh Umar Tilmisani berwasiat, “Muslim tidak mengenal istilah ‘agama milik Allah Ta’ala dan tanah air milik semua orang.” Setiap muslim meyakini segala yang ada di alam ini milik Allah Ta’ala semata – mata. Siapa yang berusaha mengubah makna ini, ia penipu yang ingin mencabut sumber kekuatan Negara, agar mudah diragut dan ditelan. m/s 8
6. Ustaz Umar Tilmisani pulang ke Rahmatullah hari Rabu, 13 Ramadhan 1406, bertepatan dengan tanggal 22 Mei 1986 di rumah sakit, kerana menderita sakit, dalam usia hampi 82 tahun. m/s 12
MUHAMMAD KAMALUDDIN AS – SANANIRI
(Dai dan Mujahid, 1336 – 1401 H / 1918 – 1981 M)
1. Lahir di Kairo tanggal 11 Mac 1918 m/s 75
2. “Ketidaktahuan rakyat pada hakikat Islam akan menjadi halangan bagi kalian. Ulama rasmi yang merayu pada penguasa akan memusuhi kalian. Setiap pemerintah berusaha membatasi aktiviti dan memasang gangguan di jalan yang kalian tempuh. Mereka mereka akan meminta bantuan dengan menjilat orang – orang yang berjiwa lemah dan berhati sakit. Sebaliknya, akan berlaku kasar dan marah kepada kalian. Kerana itu, kalian akan dipenjara, disiksa, diusir, rumah – rumah kalian digeledah, harta kalian dirampas, dan tuduhan keji dilontarkan pada kalian, dengan harapan yang kuat kalian hilang. Mungkin, ujian seperti ini berlangsung lama. Sedarilah, saat itulah kalian baru mulai mengikut jejak jalan yang telah ditempuh para mujahid...” m/s 76
3. Dia ditangkap bulan Oktober 1954 dan dibebaskan dari tahanan pada Januari 1973. m/s 78
4. Ketika sang ibu yang telah berusia tujuh puluhan itu menangis dan memintanya mengajukan permintaan maaf kepada pemerintah, dia menjawab dengan lembut, “Bagaimana nasibku di hadapan Allah, apabila saya mengirim surat ini pada Abdun Naser, kemudian saya mati? Apakah ibu redha saya mati dalam keadaan musyrik? ” m/s 78
5. Dia mendapatkan siksaan keji, hingga salah satu telinganya cedera. Keluar dari penjara dia memuji Allah kerana telinganya yang cedera dapat mendengar lebih baik daripada yang tidak cedera. m/s 79
6. Tubuh Muhammad Kamaluddin As – Sananiri sangat kurus, hingga pakaiannya menjadi longgar. Thaghut Mesir mencukur rambut dan janggutnya, membuka rahangnya dan mencederakan telinganya, hingga sang ibu tetap bersikap keras bahawa yang disidang bukan anaknya, Muhammad Kamaluddin As – Sananiri. m/s 79
7. Muhammad Kamaluddin As – Sananiri melangsungkan pernikahan dengan wanita mulia, Aminah Quthb. Kedua – duanya baru dapat berkumpul bersama setelah Muhammad Kamaluddin As – Sananiri keluar dari penjara tahun 1973. m/s 79
8. Saat itu, salah seorang putera yang berusia dua tahun meninggal dunia kerana kecelakaan. Dia selalu bersama ayah si putera itu dan menyertai kesedihannya. Seolah – olah, dia sendiri yang mendapat musibah itu. m/s 82
9. Akhinya, dia menghembuskan nafas terakhirnya sebagai syahid sejati, Insya Allah, tanggal 8 November 1981. m/s 82
10. “Kamal As – Sananiri menjalani menjalani hidupnya di penjara Abdun Naser selama 19 tahun lebih. Selama itu dia tidak memakai pakaian, kecuali pemberian dari penjara yang kasar. Bahkan pakaian dalam yang boleh dibeli para tahanan dari kedai penjara pun ditolak. Bukan kerana sedikit wang untuk membeli, namun dia enggan menggunakan hal – hal yang dijadikan para polis s.b sebagai alat untuk merayu dan mengancam. Dia lebih mengutamakan menjauhi hal – hal yang mungkin dapat dilarang, agar mereka tidak mampu memaksanya sedikit pun. Peribadinya yang zuhud dan keteguhannya benar – benar membuat kami kagum. Kami biasanya mengambil nafas dalam saat memikul kesulitan dalam menempuh jalan panjang yang ditakdirkan Allah. Tetapi bagi As – Sananiri, menahan nafas itu lebih mudah daripada menggerakkan jari. Sungguh, dia tidak merasakan kesedihan yang sebenarnya mengundang belas kasihan.” m/s 83
11. Di tangan manusia – manusia hina yang mengerahkan tenaga dan potensinya untuk memerangi Islam dan menyiksa dai di banyak tempat. Terutama, dai di negeri Kinanah (Mesir) yang mendapat tempat ujian secara berturut – turut. Pertama, ujian tahun 1948/1949 tatkala Imam Asy – Syahid Hasan Al – Banna dibunuh dan mujahidin Palestin dimasukkan ke penjara Ath – Thur. Kedua, ujian tahun 1954 yang meragut nyawa syuhada yang antara lain, Muhammad Farghali, Abdul Qadir Audah, Yusuf Thal’at, Ibrahim Thayyib, Hendawi Duair, Mahmud Abdullathif, dan puluhan, bahkan ratusan orang dipenjara di Liman Thurah, penjara militer Qal’ah, Abu Za’bal, dan lainnya. Ketiga, ujian tahun 1965 yang menyebabkan syahidnya Sayyid Quthb, Abdul Fatah Ismail, Muhammad Yusuf Hawwasy, dan anggota – anggota Ikhwan mulia lainnya. Keempat, ujian tahun 1981, iaitu bencana buah karya orang – orang yang menjual negara dan bangsa kepada Yahudi dan Amerika, menutup mulut, menutup masjid, membubarkan organisasi, mengekang media massa, mengunci mimbar, membuka penjara untuk dai, orang tua, pemuda, bahkan wanita dan anak – anak. Mereka bekerjasama dengan syaitan untuk menyiksa kaum mukminin dan wali – wali Allah yang tidak mahu menundukkan punggung kepada selain Allah, merasa tinggi dengan iman, dan mengutamakan apa yang ada di sisi Allah. m/s 84
MUHYIDDIN AL – QULAIBI
(Pemimpin dan Mujahid, 1318 – 1374 H / 1901 – 1954 M)
1. Penampilan Ustaz Muhyiddin Al – Qulaibi sangat sederhana. Ketika Alakh dari Suriah yang ditugaskan menemaninya mencadangkan dia memakai pakaian baru untuk menemui perdana menteri, dia menjawab dengan nada marah, “Kita tidak menemui manusia dengan pakaian, tetapi dengan jiwa kita. Laki – laki itu diukur dengan pengalamannya, bukan dengan penampilannya.” Alakh itu pun diam dan mengucapkan syair,
Apabila jiwa seseorang besar, maka fisik kelelahan mengikutinya m/s 101
2. Muhyiddin Al – Qulaibi juga mengingatkan mereka untuk tidak mempedulikan orang – orang yang enggan berjuang, atau para pengacau. Sebab, hakikat kehidupan itu pertarungan antara hak dan batil, antara kekafiran dengan keimanan. Tunggulah, pada akhirnya Islam pasti menang. Kaum muslimin mengalami kekalahan, jika meninggalkan manhaj Allah dan Rasul – Nya. Sunnatullah pasti terus berlaku dan tidak mengenal pilih kasih. Siapa menanam, dia pasti mendapat hasilnya. Siapa bersungguh – sungguh, dia bertemu harapannya. Siapa yang berjalan, dia pasti sampai di tempat yang ditujuinya. m/s 102
3. Para pemuda harus selalu menyiapkan diri dan bekalan. Musuh Allah tidak pernah berhenti memerangi Islam dan kaum muslimin, hingga kaum muslimin meninggalkan Islam dan mengikuti keinginan mereka.
“Mereka tidak henti – hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.” ( Al – Baqarah : 217 )
Waspadalah wahai pemuda Islam. Kalian harapan umat, maka jangan kecewakan harapan mereka. Jadilah tokoh masa depan yang cemerlang dan bekal umat dalam menghadapi ancaman. Pembawa amanah dakwah. m/s 102
4. Muhyiddin Al – Qulaibi memiliki pandangan keislaman yang murni. Suatu ketika, dia berbicara di depan massa besar, di gedung serbaguna milik organisasi ternama di Damaskus, bertepatan dengan dibubarkannya Ikhwanul Muslimin Mesir, tahun 1954. Saat itu, dia mengumumkan ketidaksetujuannya dengan ungkapan, “Ini masalah dalaman yang hanya dibicarakan oleh orang Mesir.” Dia tidak mengakui batas – batas negara dan bahawa di antara kaum muslimin. Dia hanya menyakini satu tanah air, iaitu agama, bukan tanah air fanatisme dan tanah liat. m/s 104
5. Saya mengunjungi Muhyiddin Al – Qulaibi di rumah Kamil At – Tunisi. Saat itu, dia sakit, terbaring di tempat tidur, sekujur tubuhnya bengkak, wajahnya pucat, dan kelihatan sangat lelah. Beberapa hari selepas itu, saya bertemu Mursyid ‘Am Hasan Hudhaibi di kunjungannya ke Suriah tahun 1954. Hasan Al – Hudhaibi bertanya kepadaku, “Bagaimana keadaan Ustaz Al – Qulaibi?” Setelah saya ceritakan keadaan Ustaz Al – Qulaibi, Hasan Al – Hudhaibi berkata kepadaku, “Apabila kamu kembali ke Damaskus, sampaikan salamku kepadanya, dan pesanku bahawa kaum muslimin ingin Anda menjaga kesihatan” m/s 104
6. Saya mengunjunginya di Rumah Sakit Bedah Duma, kerana sakitnya bertambah parah. Saat itu, saya menyampaikan salam dan pesan Mursyid Hasan Al – Hudhaibi. Dia bertanya, “Apa pesannya?”
Saya menjawab, “dia mengatakan kepadamu bahwa kaum muslimin sekarang menghendakimu menjaga kesihatan dan menghentikan aktiviti. Mendengar itu, dia berkata, “Apa manfaat hidup dan kesihatanku, jika tidak ku gunakan untuk memenuhi hak Allah dan melaksanakan kewajipanku? Saya hidup untuk beramal di jalan Allah. Kerana itu, saya tidak akan meninggalkan amal demi hidup.” Setelah itu, dia berkata dengan mantap dan air mata mengalir di pipinya, “Saya merasa ajalku telah dekat. Sementara ada beberapa hal yang ingin ku katakan dan lakukan buat kaum muslimin. Mungkin, tiada waktu yang cukup untuk menunggunya. Kerana itu, saya harus memaksa diriku, demi mewujudkan apa yang ku inginkan, sebelum ajalku datang. Saya tidak akan berhenti melayani aqidahku, kerana mempertahankan tubuh yang akan binasa ini dan tidak akan mengutamakan keselamatanku daripada penunaian risalahku. Apabila saya terbunuh, kerananya, saya ucapkan selamat datang kematian demi taat kepada Allah.” m/s 104 – 105
MALIK BIN NABI
(Tokoh Peradaban Islam abad ke – 20, 1323 – 1393 H / 1905 – 1937 M)
1. Dia mendaftar di Universiti Listrik. Tahun 1935, dia lulus dari Paris dengan gelar jurutera. m/s 199
2. Ustaz Malik bin Nabi pemikir istimewa yang menggunakan akal untuk mengokohkan wahyu. m/s 199
3. Tema – tema buku Malik bin Nabi memberikan pemahaman kepada pemuda tentang penjajah barat yang mengjangkangi dunia Islam dan cara – cara mereka menghina bangsa muslim. Juga, pemahaman tentang kebangkitan, syarat – syaratnya, peradaban Barat, cara menghadapinya, dan keperibadian muslim beserta ciri – cirinya. m/s 201
4. Setelah selesai pengajiannya dan mendapat ijazah, pintu – pintu kerja seolah – olah tertutup bagi Malik bin Nabi. Dia merasa keteguhannya memegang aqidah menjadi penghalang baginya untuk mencapai kedudukan tinggi sebagai jurutera dan ilmuan. Itu semua tidak melemahkan keyakinannya sedikit pun. Dia hadapi dengan keyakinan dan redha, untuk menjaga diri agar tidak dikuasai hawa nafsu yang menyesatkan.
Penjajah berupaya memujuknya dan mengancamnya, bahkan memecat ayahnya dari pekerjaan. Keadaan ini memaksanya meninggalkan kawasan yang sudah terwarnai dakwah Ibnu Badis, untuk berdomilisi di Makkah Al – Mukarramah. Lalu, pindah ke Mesir dan menerbitkan buku Ensiklopedia Peradaban, yang terdiri dari 17 buku lebih. Buku berbahasa Perancis ini diterjemahkan ke bahasa Arab oleh Dr. abdush Shabur Syahin.
Beberapa saat setelah berinteraksi dengan kaum muslimin di Makkah dan Kairo, Malik bin Nabi mahir berbahasa Arab. Sejak itu, ia mulai menulis dengan menggunakan bahasa Arab untuk mengungkap krisis hebat yang menimpa kaum mukminin, yang teguh menghadapi bujukan. m/s 203 – 204
ABDUR RAHMAN ALI AL – JAUDAR (ABU AHMAD)
(Pengantar Ikhwan dari Bahrain, 1342 – 1410 H / 1922 – 1989 M)
1. Setelah tamat sekolah rendah dan menengah di Bahrain, dia pergi ke Mesir untuk kuliah di Fakulti Industri, tahun 1946. Dia mahasiswa Bahrain pertama yang bertemu Imam Asy – Syahid Hasan Al – Banna, terkesan kepadanya dan murid – muridnya. Dia juga mengkagumi manhaj dan cara dakwahnya, dia lalu bergabung dengan aktivis Ikwanul Muslimin di Mesir. m/s 233
2. Di dalam buku Ma’al Harakatil Islamiyah Fid Dualil ‘Arabiyah, Ustaz Abdullah Abu Izzah berkata,
“Al – Akh Abdur Rahman Al – Jaudar orang yang paling aktif dan banyak amal serta dakwahnya, meskipun banyak tanggung jawab yang dipikulnya. Dia suami, ayah beberapa anak laki – laki dan wanita, ketua sekolah ibtida’iyah di desa Irad, sementara rumahnya di kota Mihraq. Di antara aktivitinya yang menonjol ialah keupayaannya mengumpul ahli Ikhwan untuk mengadakan pertemuan. Dia infakkan keretanya dan memandunya sendiri, kemudian setelah Isya’ menjemput Ikhwan dari rumah – rumah mereka yang tersebar di empat kota dan kampung di Bahrain. Apabil pertemuan selesai, dia menghantar mereka ke rumah masing – masing. Jarang sekali dia membiarkan mereka pulang sendiri.” m/s 234
- Allah Ta’ala mengujinya di fizikal dan hartanya, namun dia sabar, setia pada dakwah, dan mencintai saudara – saudaranya.
- Ikhwan tidak gentar menghadapi seruan batil dan komplot besar, yang ingin memecah belah negeri Islam dan menjajahnya. Mereka berjihad melawan Yahudi di Palestin tahun 1948, berjihad melawan Inggeris di Terusan Suez tahun 1951, dan mempersembahkan ratusan syuhada. Ikhwan tegar menghadapi thaghut Fir’aun, yang dimunculkan Barat untuk memerangi Islam dan memberangus gerakan Islam yang berkembang pesat di Mesir. Mereka menghadapi semua itu dengan sabar dan pengorbanan besar di penjara dan tiang gantungan. Mereka mengorbankan apa saja, bahkan nyawa di jalan Allah Ta’ala, tanpa merasa lemah, menyerah, atau terlena dengan pujuk rayu. Sehingga sebahagian syahid dan sebahagian lagi memegang amanah dakwah dengan mengumandangkan slogan, “Allah tujuan kami, Islam agama kami, Al – Qur’an undang – undang kami, Rasul pemimpin kami, jihad jalan kami, dan mati syahid adalah cita – cita kami.”
Di antara ikhwan yang tegar dan pantang menyerah ialah Al – Akh Abdur Rahman Al – Jaudar. Itulah sangkaan saya dan Allah yang mengetahui hakikatnya. m/s 237
- Abdur Rahman Al – Jaudar meninggalkan dunia fana, menuju taman syurga, tanggal 24 Januari 1989, bertepatan dengan tanggal syahidnya Abdullah Azzam. m/s 237
AMJAD AZ – ZAHAWI
(Syaikh Istimewa, “Wajah Sahabat Nabi”, 1300 – 1387 H / 1883 – 1967 M)
- Suatu hari, kami solat bersamanya. Ketika dia mengucapkan takbiratul ihram dengan suara keras, perasaan kami bergoncang dan fizikal kami gementar. Seolah – olah, dia keluar dari dunia untuk berjumpa Allah. Ketika berjalan bersama, kami melihatnya selalu memungut kertas dan cebisan Qur’an yang berselerak di atas tanah, sebab khawatir di dalamnya terdapat tulisan Allah.
Amjad Az – Zahawi sering menanyakan nama – nama kami, meskipun sudah sering kami memberitahu kepadanya. Padahal, kalau menyebut persoalan ilmiah, seolah – olah dia tidak kenal lupa. Sehingga pendengar atau penanya kagum dengan ilmunya yang luas dan mengalir deras. m/s 279
- Tahun 1947 dan 1948, tahun yang dipenuhi kemarahan dan pemberontakan kepada Inggeris dan Yahudi, sebab pada dua tahun inilah pembahagian Palestin diputuskan. Demo pelajar dan rakyat bersemangat di penjuru Iraq, terutamanya di Baghdad, ibu kota Iraq dan tempan pemerintahan yang bergantung dengan Inggeris.
Pelopor demo adalah para pelajar tingkat menengah keagamaan dan mahasiswa Fakulti Syariah di Al – A’zhamiyah. Antara lain Ibrahim Munir, Nu’man As – Samra’i, Yusuf Al – ‘Azham, dan lain – lain. Mereka mengobarkan semangat rakyat. Maka, terjadilah perselisihan dengan kekuatan penguasa dan kaki tangan penjajah. Akhirnya, sebahagian daripada mereka ditangkap, syahid, terluka, dikeluarkan dari sekolah, atau dipecat dari pekerjaannya. Meskipun demikian, semangat mereka tidak kendur dan tekad mereka tidak lemah. Bahkan, kemarahan semakin menyebar ke seluruh penjuru negeri, hingga umat bangkit menuntut pembubaran pemerintah yang menjadi kaki tangan penjajah. Akhirnya, pemerintah tumbang dan perjanjian dengan Inggeris di batalkan dengan kehendak rakyat. m/s 280
- Setelah berundur, Amjad Az – Zahawi menerjuni bidang pengacara selama beberapa waktu. Akhirnya, sejak 1946, dia memfokuskan diri pada aktiviti dakwah. Dia menjadi pendiri sekaligus ketua beberapa organisasi pada satu masa. Antara lain al – Adab Al – Islamiyah (Tatakrama Islam), Inqadz Falisthin (Penyelamatan Palestin), At – Tarbiyah Al – Islamiyah, Al – Ukhuwah Al – Islamiyah, Rabithathul Ulama (Ikatan para Ulama), dan Lajnah ‘Ulya li Nushratil Jaza – ir (Komite Tertinggi untuk Pembelaan Aljazair). m/s 281
- 14 Julai 1958, terjadi revolusi tentera yang dipimpin Abdul Karim yang didukung kekuatan Komunisme, Atheisme, dan Sekulerisme. Saat itu, kacau – bilau, perompakan, penjajahan, dan pembunuhan, merebak di seluruh Iraq. Masyarakat hidup dalam ketakutan dan ketegangan, kehormatan manusia dipijak, kemuliaan ulama dihina, dan hakim dihina. Bahkan, pemerintah mempelopori upaya – upaya menodai kehormatan tokoh agama. Maka, penjara pun dipenuhi ulama, dai, dan aktivis Islam, seperti Syaikh Muhammad Ash – Shawwaf, Syaikh Abdul Aziz Al – Badri, Syaikh Muhammad Al – Khalisi, pemuda, orang tua, laki – laki, dan kaum wanita. Tidak hanya sampai di situ, buku – buku yang menganjurkan kekafiran, keingkaran, dan kejahatan pun tersebar dimana – mana.
Dalam suasana genting ini, Syaikh Amjad Az – Zahawi berusaha menasihati Abdul Karim Qasim. Amjad Az – Zahawi dua kali bertemu dan menyampaikan peringatan keras kepada Abdul Karim Qasim di pejabat pusat pemerintahan. Tapi, Abdul Karim Qasim berkepala batu, menutup telinga, bermaharajalela dalam kesesatannya. Lalu, Syaikh Amjad Az – Zahawi memutuskan untuk berangkat ke Madinah bersama isteri, puteranya Muhammad Said, dan anak puterinya Nahal. Dia menetap di sana selama satu setengah tahun. Tidak berapa lama, Syaikh Ash – Shawwaf keluar dari Iraq melalui Suriah dan menetap di Arab Saudi hingga wafat. Sementara Amjad Az – Zahawi kembali lagi ke Iraq.
Beberapa saat sebelum wafat, Amjad Az – Zahawi berkunjung ke Kuwait, sehingga saya dan rakan – rakan, antara lain Abdullah Al – Muthawwi’, Abdul Wahid Aman, Umar Ad – Dail, dan lain – lain, bertemu dengannya. Setelah itu, dia pergi ke Iraq, dan kami tidak jumpa lagi dengannya di dunia. Dia wafat di Baghdad, tahun 1967. m/s 281 – 282
- Amjad Az – Zahawi tokoh yang lebih mengutamakan akhirat daripada dunia. Imam Asy – Syahid Hasan Al – Banna berkomentar, “Wahai anakku, jika kamu ingin melihat wajah salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, pandanglah wajah Syaikh Amjad Az – Zahawi.” m/s 282
- Syaikh Ali Thanthawi berkata, “Apabila Syaikh Amjad Az – Zahawi berdiri untuk solat, dia membersihkan hatinya, kemudian mengucapkan dengan lantang, Allahu Akbar. Anda merasakan seolah – olah ada bom yang dilemparkan ke wajah syaitan.”
Syaikh Abdul Aziz Al – Badri berkata, “Syaikh Amjad Az – Zahawi, Islam yang berjalan dimuka bumi. Setiap orang yang melihatnya, pasti teringat pada Allah Ta’ala. Dia memberi kurnia kepadanya, berupa keutamaan, kemuliaan, kewibawaan, dan ketenangan.” m/s 282 – 283
- Ustaz Sulaiman Al – Qabili menceritakan, Syaikh Amjad Az – Zahawi selalu memungut bungkus rokok made in Turki yang terletak di tanah. Murid – muridnya menanyakan perilakunya yang aneh tersebut. Dia menjawab, “Tidakkah kalian melihat tulisan di bungkus itu? Bukankah ini kalimah Allah? Ia menunjukkan nama perusahaan yang memproduk rokok tersebut, Abdullah Luthfi.” Apa pengaruhnya? Ketika perusahaan tahu hal tersebut, ia menggantikan nama perusahaannya dengan nama Abud. m/s 283
- Dr. Abu Yaqzhon Al – Jaburi menceritakan sifat malu Syaikh Amjad, “Seseorang mengadukan rasa sakit di lututnya. Ketika orang itu membuka lututnya di hadapan Syaikh, ia memutar wajahnya kerana malu.” m/s 284
- Salah satu orang dekat Syaikh Amjad Az – Zahawi menceritakan, “Ketika rumah Syaikh Amjad Az – Zahawi di Al – A’zhamiyah dibangunkan, ia mendengar salah seorang pekerja mengucapkan kata – kata kafir. Dia memanggil pekerja tersebut dan memberikan gajinya secara utuh,kemudian menyuruh menghancurkan apa yang telah dibangunkan. Setelah itu, dia mencari pekerjaan yang lain.” m/s 284
- “Seorang Yahudi memiliki sebidang tanah, di dekat tanah milik Putra Mahkota Iraq, Amir Abdullah. Ketika Putra Mahkota merampas tanah milik Yahudi, si Yahudi mengadukan masalahnya kepada hakim. Tapi, hukum diputuskan untuk kemenangan Putra Mahkota. Maka, si Yahudi mengajukan kasasi kepada Syaikh Amjad Az – Zahawi yang menjadi Ketua Dewan Kasasi saat itu. Para kenalan Syaikh Amjad Az – Zahawi memujuk Syaikh Amjad Az – Zahawi agar mengakui keputusan hakim untuk memuaskan Putra Mahkota. Syaikh Amjad Az – Zahawi menjawab dengan ungkapan, “Tidak penting bagiku redha Putra Mahkota. Redha ‘Pencipta’ Putra Mahkota lebih penting bagiku.” Kemudian, Syaikh Amjad Az – Zahawi mengkaji masalah dengan saksama. Ternyata, kebenaran ada di pihak si Yahudi. Dia membatalkan keputusan hakim dan mengembalikan tanah kepada si Yahudi.” m/s 284 – 285
- Saya terus terang berkata kepada kepada pembaca, ketika saya menapat kesulitan dan kesusahan, saya segera duduk di samping Syaikh Amjad Az – Zahawi untuk memandangnya dan mendengar ucapannya. Dengan begitu, jiwaku tenang dan hatiku tenteram. Inilah pengaruh duduk bersama orang – soleh. m/s 286 – 287
- Bahkan, dia menangis saat bicara tentang kejayaan kaum muslimin terdahulu dan membandingkannya dengan kehinaan kaum muslimin saat ini. Dia benar – benar menangis; air mata mengalir di wajahnya yang bercahaya dan membasahi janggutnya yang putih. m/s 287
- Guru Besar Yordania; Yusuf Al – ‘Azham, berkata, “Syaikh Amjad Az – Zahawi punya hubungan baik dengan Almarhum Raja Faihal II, raja Iraq, seperti layaknya hubungan ayah yang mengasihi anaknya dan ulama tulus pada raja rindu nasihat dan pembinaan. Sang raja juga memperlakukan Syaikh seperti seorang cucu pada datuknya dan murid yang beradab pada ulama yang mulia. Apabila Syaikh Amjad Az – Zahawi ingin berbicara dengan raja Faishal II, dia mengangkat gagang telefon dan meminta operator menyambungkan kepada Faishal Afandi. Dia yakin nama panggilan ini sesuai untuk para pembesar. Sebab, nama Afandi ini pula yang digunakan untuk memanggil Sultan Abdul Hamid, khalifah kaum muslimin. Tidak seberapa lama, sang pemuda memenuhi panggilan Syaikh Amjad Az – Zahawi.
Suatu hari, Baghdad digemparkan demo yang diikuti pemuda – pemuda dari berbagai aliran politik. Demo berakhir dengan penangkapan dan pemeriksaan beberapa orang dari mereka. Maka, Syaikh Amjad Az – Zahawi menghubungi Faishal Afandi agar membebaskan pemuda yang ibunya menemuinya di depan pintu masjid untuk meminta puteranya dibebaskan.
Raja yang masih muda itu bertanya kepada Syaikh Amjad Az – Zahawi dengan tawadhu’ dan sopan, “Pemuda mana yang ingin Syaikh bebaskan?”
Ulama mulia ini menjawab, “Wahai puteraku, mereka semua anak – anakku. Semoga Allah Ta’ala meredhai!!”
Akhirnya, seluruh pemuda dibebaskan; baik aktivis Islam, kebangsaan, mahupun marxis (penganut ajaran Karl Marx), sebagai penghormatan raja kepada ulama yang mulia.”
- “dunia Islam telah terbakar
setiap kita harus menuangkan air, meski sedikit
untuk memadamkan api semampunya
tanpa menunggu orang lain”
Ungkapan indah ini dijadikan pembakar semangat gerakan HAMAS. Semoga Allah Ta’ala merahmati Syaikh kita, memberinya sebaik – baik balasan atas segala jasanya, dan mengumpulkan kita dengannya di Syurga bersama para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Mereka sebaik – baik teman. m/s 288
ABUL A’LA AL – MAUDUDI
(Al – Muslim Al – ‘Azhim yang Cerdas, 1321 – 1399 H / 1903 – 1979 M)
- Abul A’la Al – Maududi lahir tahun 1903, di kota Aurangabad, Kesultanan Hyderabad (Deccan) India bahagian selatan. Dia menghafal buku Al – Muwatha karya Imam Malik. Dia merupakan pemimpin rencana surat khabar pekanan Muslim, yang diterbitkan di New Delhi pada usianya belum lebih dari 17 tahun. m/s 289
- Asy – Syahid Sayyid Quthb menyebut Abul A’la Al – Maududi dengan namanya Al – Muslim Al – ‘Azhim (muslim besar).
Dr. Muhammad Iqbal memuji buku Al – Jihad fil Islam dan menasihati pemuda Islam agar memilikinya. Buku ini disusun Abul A’la Al – Maududi untuk meresponkan harapan Muhammad Ali Jauhar yang mengatakan, “Semoga ada seseorang yang membantah kebohongan orang – orang Hindu tentang Islam.”
Pada tahun 1941, saat itulah dilakukan lounching organisasi Jamaah Islamiyah dan Abul A’la Al – Maududi terpilih mnejadi pemimpin pertamanya.
Ketika terjadinya pembahagian India, tahun 1947, Abul A’la Al – Maududi berpindah ke Pakistan. Pemerintah Pakistan merasa terkepung, lalu menangkapnya dan memasukkannya ke penjara bersama beberapa orang pengikutnya. 20 bulan meringkuk di penjara.
- Ketika Sayyid Abul Hasan Ali An – Nadwi berkunjung ke Mesir, tahun 1951, ia berkata kepada kami, “Al – Maududi tokoh pemikir Islam abad ini.”
- Ustaz Abul A’la Al – Maududi teguh dalam melawan pahaman Qadiyani, dia mewartakan ‘kafir’ fahaman ini.
Tahun 1953, Abul A’la Al – Maududi dijatuhi hukuman mati. Dia menerimanya dengan sabar dan berani. Pemerintahan tentera Pakistan yang diktator terpaksa mencabut hukuman, kerana kuatnya permohanan yang diajukan Abul A’la Al – Maududi, ditambah dengan campur tangan ulama Islam, tuntutan kaum muslimin Pakistan dan dunia Islam.
“Apa yang tertulis di buku Ma’alim Fith Thariq, sama seperti pendapatku. Bahkan, seolah – olah sayalah yang menulis buku itu. Sungguh, Sayyid Quthb mengutarakan pemikiranku dengan cermat.”
- Tahun 1381H. Abul A’la Al – Maududi bertemu para pemuda Arab dan menyampaikan nasihat kepada mereka, “Wahai pemuda, hendaklah kalian jadikan abad akan datang abad Islam. Peradaban yang ada saat ini hampir runtuh. Saat itu, terjadi kekosongan dalam kehidupan manusia dan tiada yang dapat mengisi kekosongan itu, melainkan Islam. Kalian wajib berjuang mengisi kekosongan itu dengan sabar dan cermat. Kami di Pakistan mendapat banyak manfaat dari dua kata tersebut. Jangan menggunakan organisasi rahsia dalam mewujudkan tujuan dan jangan menggunakan kekerasan atau senjata untuk mengubah keadaan. Sebab, cara seperti itu sikap tergesa – gesa, membuahkan telah terjadi di masa silam, dan akan terjadi di masa mendatang, dengan perjuangan yang terang – terangan dan nyata, sejelas matahari di siang hari. Sebarkan dakwah dengan terang – terangan. Mulailah dakwah dengan memperbaiki hati dan akal manusia. Kemudian, ajaklah mereka menuju cita – cita kalian yang tinggi, dengan senjata akhlak mulia, sifat utama, nasihat baik, dan hikmah mendalam. Hadapi ujian yang menghalang kalian, dengan sikap kepahlawanan.” m/s 294
- Tahun 1941, Abul A’la Al – Maududi menerbitkan seruan yang berbunyi, “Harus ada jamaah yang tulus berdakwah, memutuskan hubungan dengan selain Allah, sanggup menerima pemenjaraan, penyiksaan, perampasan harta, tuduhan – tuduhan dusta, kuat menghadapi kelaparan, kehausan, pengusiran, bahkan pembunuhan. Juga bersedia mengorbankan nyawa, harta, dan segalanya yang dimiliki, untuk perjuangan menegakkan masyarakat Islam dan menerapkan syariat Islam.” Lalu terbentuklah Jamaah Islamiyah tahun 1941. m/s 296
- Abul A’la Al – Maududi pernah masuk penjara sebanyak tiga kali.
- Abul A’la Al – Maududi tokoh yang mencintai perdamaian dan menentang sikap anarkis.
“Pemerintah tidak menemukan alasan untuk melemparkan tuduhan. Lalu, membuat pembohongan agar dapat mencemarkan nama baik Jamaah Islamiyah. Syaikh Abul A’la Al – Maududi menentang penggunaan senjata dalam dakwah. Generasi muda berkali – kali meminta diperbolehkan menggunakan kekuatan untuk melawan musuh – musuh Jamaah Islamiyah yang menggunakan kekerasan. Tapi, dia menolak. Sebab, bila Islam belum berbentuk pemerintahan, maka penggunaan senjata merupakan sikap bunuh diri. Dia mengemukakan argumen bahawa saat berada di Makkah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak mengizinkan sahabat menggunakan kekuatan untuk melawan orang – orang yang menyiksa mereka. Penggunaan kekuatan senjata tidak diperbolehkan, kecuali setelah pindah ke Madinah Al – Munawwarah dan terbentuknya negara Islam.” m/s 297
- Abul A’la Al – Maududi wafat pada 20 September 1979 di New York. Dr. Yusuf Al – Qaradhawi mengimami sembahyang jenazahnya. m/s 300
DR. SA’ID RAMADHAN (ABU AIMAN)
(Menantu yang Lembut Hati, 1345 – 1416 H / 1926 – 1995 M)
- Berkahwin dengan puteri sulung Imam Asy – Syahid Hasan Al – Banna. m/s 302
- Dia aktivis muda Ikhwanul Muslimin yang giat berdakwah di Fakulti Hukum, Universiti Kairo. Dia menjawat sebagai pemimpin rencana majalah bulanan Asy – Syibab, yang diterbitkan Imam Asy – Syahid Hasan Al – Banna, tahun 1948. Dia menjadi sukarelawan Ikhwan di perang Palestin dan panglima mereka di wilayah Shur Bahir dan Al – Quds. Dia meninggalkan Palestin setelah perjanjian damai. m/s 302
- Ustaz Sa’id Ramadhan dai yang halus perasaan, bertabiat mulia, memiliki semangat bergelora, deras air matanya, lebih dominan aspek spiritualnya, terpengaruh dengan mutiara hikmah, hanyut dalam ikatan batin dengan saudara seaqidah, menangis dan membuat orang menangis saat berpidato, berceramah, atau berdialog, mudah mengakui kesalahan, mudah memaafkan, dan tidak menyimpan dendam pada orang muslim. m/s 305
- Menurutku, kejahatan semakin parah, hingga tidak mungkin di atasi hanya dengan upaya peribadi, kajian agama, penyampaian ceramah dan nasihat, atau penyebaran tulisan. Sebab, air bah tidak dapat dilawan, kecuali dengan air bah yang sama dan sebuah aliran tidak bisa dihalau kecuali dengan aliran yang lebih besar. m/s 307
- Hari Ahad, 4 Februari 1951, Abdullah Al – Aqil datang mengajak kami menuju mahkamah jenayah untuk menghadiri tuntutan pengacara; Ustaz Sa’id Ramadhan tentang anggota Ikhwan yang menjadi tertuduh dalam kasus Kereta Jip. Ketika sampai di mahkamah, kami diperiksa oleh penjaga, lalu diizinkan untuk masuk.
Ustaz Sa’id Ramadhan berdiri mengajukan tuntutan dengan keberanian yang luar biasa. Dia menyampaikan tuntutannya dalam bentuk pidato mengesankan. Dia mulai dengan menyebutkan kisah penciptaan dan keluarnya Adam dari Syurga, pertarungan antara hak dan batil, kebaikan dan kejahatan, ajaran Nabi dengan pujukan syaitan. Dia menyebutkan khilafah Islam mulai dari masa mudanya, masa tuanya, hingga penyerbuan Tartar dan serangan Salibisme. Dia ungkapkan gerakan Salibis Eropah di abad 19, penjajah Eropah atas negara – negara Islam, konspirasi Salibisme dan Yahudi terhadap dunia Islam. Juga menyebutkan kesediaan Ikhwanul Muslimin dalam menghadapi bahaya dan semangat jihad mereka dalam membela umat. Semua penjelasan disertai dalil – dalil daripada Al – Qur’an dan As – Sunnah.
Suasana mahkamah pun berubah menjadi suasana keagamaan yang meluluhkan hati dan membangun kekhusyukan. Seolah – olah, penceramah dan pendengar lupa mereka berada di mahkamah, tetapi berada di sebuah pengajian. Ini menunjukkan kekuatan iman pengacara dan pengaruh gerakan Ikhwanul Muslimin pada dirinya.
Dia menasihati para hakim agar berlaku adil dan kasih sayang, dengan menggerakkan keimanan dan rasa beragama di jiwa mereka yang notabene muslim. Dia berwasiat kepada para tertuduh, agar istiqamah dan sabar, lalu membaca ayat – ayat dan hadis – hadis berkenaan dengan hal tersebut. Air mata hadirin pun bercucuran, bahkan terdengar tangisan dari sebahagian sudut ruangan, terutamanya wanita. Kami sangat terkesan dengan peristiwa tersebut. m/s 308 – 309
- Allah memanggil Sa’id Ramadhan tanggal 5 Ogos 1995. Dia tidak dimakamkan di kuburan Baqi’ Madinah Al – Munawwarah, seperti yang dia inginkan. Namun, dia dikuburkan di Mesir, negara yang tidak pernah dia masuki semenjak keluar darinya tahun 1954, kerana darahnya dihalalkan oleh pemerintah.
AHMAD AL – BAS (ABDUL HAMID)
(Dai Mulia, 25 tahun di penjara, 1335 – 1412 H / 1915 – 1992 M)
- Dia bergabung dengan Jamaah Ikhwanul Muslimin tahun 1939, mengalami semua tribulasi yang mendera Jamaah, dan meringkuk di penjara selama dua puluh lima tahun, baik pada masa kelabu rezim Ibrahim Abdul Hadi akhir tahun 1940-an mahupun masa diktator Jamal Abdun Nashir, dengan sabar, teguh, tenang, yakin kepada redha dan pahala dari Allah. Dia tidak lemah, lesu, menyerah kalah dalam membela agama dan memegang teguh janji setia hingga bertemu Allah, dengan limpahan pahala dari – Nya, Insya Allah. m/s 312
- Ahmad Al – Bas hafaz Al – Qur’anul Karim pada usia sepuluh tahun, lalu melupakannya. Berkat taufiq Allah, dia masuk penjara. Di sana, dia mengulang kembali hafalan Al – Qur’an secara penuh selama 40 hari dan mengkhatamkan bacaan Al – Qur’an 70 kali dalam setiap tahun. Kebiasaan ini terus – menerus dia lakukan setelah keluar dari penjara. Dia khatam Al – Qur’an 50 – 60 kali dalam setiap tahun, hingga wafat tahun 1992. Semoga Allah menjadikan tilawah Al – Qur’an sebagai tabungan pahala baginya di akhirat. m/s 315
- Tahun 1954, 18,000 anggota Ikhwan ditangkap Pemerintah Mesir, demi mendapatkan restu dan pujian daripada Zionisme Internasional, Sosialisme Internasional, dan Kapitalisme Barat. Seribu orang di antara mereka dijatuhi hukuman mati dan penjara seumur hidup ditambah lagi kerja berat (kerja paksa). Sedang sisanya mendekam di penjara dan rumah tahanan selama bertahun – tahun.
Tahun 1965, 4,500 anggota Ikhwanul Muslimin ditangkap. 500 orang antara mereka dijatuhi hukuman mati dan penahanan seumur hidup ditambah lagi kerja berat (kerja paksa). Sedang sisanya menringkuk di penjara dan rumah tahanan selama bertahun – tahun. Puluhan, bahkan ratusan orang dari para tahanan ini syahid, kerana penyiksaan dan pembunuhan. Pemimpin Ikhwan menghadapi semua itu, dengan sabar dan teguh, hingga roh dipisahkan dari jasad menghadap Allah Ta’ala. m/s 316 - 317
- Di dalam penjara
Ustaz Haji Ahmad Al – Bas menceritakan sebahagian pengalamannya di penjara, “Saya dimasukkan ke penjara pada waktu isya’. Saya dipanggil untuk diperiksa Perwira Ahmad Shalih Daud. Ketika itu, saya didudukkan di bawah kakinya. Saya diperintahkan melepaskan seluruh pakaianku dan meniarap di lantai. Setelah itu, sekujur tubuhku dipukul secara bertubi – tubi. Mereka mengambil papan kayu dan mengikatku di atasnya. Mereka mengukir punggungku dengan cemeti. Mereka menggoreskan parang – parang panas ke sekujur tubuhku, hingga parang – parang itu dingin. Setiap kali parang dingin, mereka memanaskannya semula. Itu terjadi secara berulang – ulang, hingga saya tidak lagi merasakan panasnya dan hanya mendengar suara gemuruh ketika parang menyentuh punggung, leher dan belakangku. Penyiksaan ini berlangsung sepanjang malam. Pada hari lain, mereka menyuruh kami keluar dari sel penjara, menuju lantai bawah, naik lagi dengan lari cepat. Begitulah, kami disuruh naik turun dengan cepat, disertai pukulan cemeti. Bahagian atas tubuhku telanjang tanpa baju, kerana saya tidak sanggup lagi memakai apa – apa kain lagi, sebab selalu lekat dengan luka – lukaku. Suatu hari, ketika kami naik tangga, salah seorang Ikhwan menyangka saya sedang memakai baju, lantas dia bergayut di punggungku, agar dapat ikut naik bersamaku. Akibatnya, kulitku, dari leher hingga ke bawah, mengelupas akibat cengkaman tangannya. Itu mudah terjadi, kerana ada bisul di bawah sekujur kulit punggungku, hingga tulang punggungku terlihat. Melihat itu, salah seorang doktor Ikhwan yang ikut dipenjara bersama kami memberi pertolongan kepadaku. Ikhwan itu menyuruhku tidur meniarap, lalu dia mengembalikan kulit punggungku ke tempatnya semula, sebelum itu dia membersihkan nanah dahulu. Doktor itu berkata kepadaku, “Allah menyelamatkanmu dari kematian, kerana ketika mengembalikan kulit ini ke tempatnya semula, saya membersihkan nanah dan bisul dahulu. Seandainya bisul ini bertahan sehari lagi, nescaya sampai ke dadamu dan engkau akan mati. Jadi, cengkaman tangan saudaramu di kulit punggungmu itu rahmat dari Allah untukmu.” m/s 317 – 318
- Suatu ketika, saya dipindahkan ke Penjara Al – Qanathir dan menringkuk di sana lebih dari setahun. Dipindahkan lagi ke penjara Al – Wahat Al – Kharijah dan Al – Mahariq sekitar 5 tahun. Kemudian, ke penjara As – Siyuth dan Kairo sekitar 2 tahun. Selanjutnya, ke penjara Qana sekitar 6 tahun.
Begitulah, dai sabar ini menghabiskan seperempat abad usianya dengan berpindah – randah dari satu penjara ke satu penjara lain, dari satu penyiksaan menuju ke penyiksaan lain. Itu semua siksa dunia dan semata – mata ujian dari dari Allah terhadap hambanya yang beriman. Baginya, siksaan itu untuk memisahkan antara yang kotor dari yang baik. Inilah sunnah Allah terhadap hamba – hambanya yang beriman.
“Alif laam miim. Apakah manusia mengira mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al – Ankabut: 1 – 2).
m/s 318 – 319
- Dia salah satu wakil Ikhwan di parlimen pada pilihan raya tahun 1987. Dia Berjaya mengalahkan lawan – lawannya di daerah pemilihan dan meraih perolehan suara, dengan perselisihan suara yang mencolok atas calon – calon lain. m/s 319
- Pujian Ikhwan kepada Ahmad Al – Bas
Mengenai peribadi Ahmad Al – Bas, Ustaz Abbas As – Sisi berkata, “Ahmad Al – Bas mengiringi gerakan dakwah yang berkembang luas ke daerah – daerah dan kota, lebih dari 50 tahun dan separuhnya dia jalani di penjara. Dia dekat Imam Hasan Al – Banna. Kerana itu, dia dapat menyerap akhlak dan adabnya, memahami sasaran dan tujuan yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta.
Dia pandai bertutur kata, hingga banyak pemuda yang menggeruninya, untuk mendengarkan penuturannya, dengan khusyuk dan rindu. Wajahnya tampan berseri, pola fikirannya cemerlang dan menakjubkan, untaian katanya indah dan menyenangkan, sesuai dengan karakter pedesaan yang jernih. Dengan tutur kata lembut, dia menembus indera batin dan membangunkannya dengan lembut. Dia memiliki kebesaran hati yang dapat mencakup perasaan Ikhwan. Dia mengambil simpati generasi muda, dengan cara menurunkan diri pada daya intelektual dan spiritual anak muda, kemudian mengangkat dan meninggikannya menuju daya syar’i, yang bersumber dari sistem Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia berparsitipasi dan menyejahterakan masyarakat umum, dengan member layanan dan meringankan kewajipan yang menjadi tanggung jawab mereka. Dia menyebarkan cinta dan persaudaraan di hati dan jiwa semua orang.
Di hati Ikhwan, terutamanya kaum muda dan mahasiswa, Haji Ahmad Al – Bas punya posisi terhormat dan kedudukan sebagai seorang ayah, pengarah, saudara dan pendidik. Mereka amat mencintainya, menyambut arahan tarbawiyahnya tanpa ragu sedikit pun, dan menjadikannya teladan terbaik, hingga mampu mendorong mereka berbaur dalam khalifah dakwah dengan semangat dan motivasi. Dakwah cita – cita yang selalu dia fikirkan siang dan malam. Permasalahan Islam dan kaum muslimin kesibukan utamanya. Dia mendapatkan anugerah Allah, berupa isteri solehah, pendidik teladan yang menjadi sandaran kuat baginya. Isterinya senantiasa menguatkan semangat dan mendukung sistem Ikhwanul Muslimin. Pelayanan isterinya kepada aktivis dakwah tidak lebih sedikit daripada perhatiannya kepada anak – anaknya sendiri. Berkat taufiq Allah, dia sanggup menumbuhkan dan mendidik mereka dengan baik, sesuai prinsip Ikhwanul Muslimin. Mereka menjadi anak – anak yang menyejukkan mata kedua orang tua, kerana kebajikan, kesetiaan, dan keteguhan mereka. m/s 320 – 321
- Keluarga dan Rumah Tangga Ahmad Al – Bas
Ustaz Ahmad Al – Bas menuturkan, “Allah mentakdirkanku masuk penjara, kerana keterlibatanku di Jamaah Ikhwanul Muslimin, setelah 10 tahun pernikahanku. Saya keluar dari penjara setelah melewati masa yang sangat lama, dalam keadaan jauh daripada isteri dan anak – anak. Saya mendapati isteriku dalam keadaan yang paling menyenangkan sebagai isteri. Saya juga mendapati anak – anakku dalam keadaan yang paling baik di sisi akhlak, ilmu, dan etika. Allah menghendaki ujian yang saya alami ini membawa kemuliaan dan kehormatan. Dengan iman yang kuat, isteriku sanggup menghadapi rasa lapar dan sakit, mengharungi perjalanan berat, mengatasi kesedihan dan penderitaan, mengerahkan berbagai upaya sendirian di tengah tribulasi panjang, dahsyat dan besar, jauh dari pendengaran dan penglihatan orang lain.” m/s 321 – 322
- Pesan Ahmad Al – Bas kepada Puteranya
Ustaz Ahmad Al – Bas kirim surat kepada puteranya, Dr. Abdul Hamid, guna memberitahukan berita kematian ibunya, “Barangkali engkau masih ingat ketika engkau melawatku di penjara. Saat itu, saya sama sekali tidak tahu berita kematian puteraku, Khalid. Tidak ada seorang pun yang berani memberitahunya kepadaku. Tiba – tiba, dengan roh orang mukmin yang bersih, engkau berkata kepadaku, “Saudaraku, Khalid, telah menghadap Tuhannya.”
Sekarang, wahai puteraku, engkau mendapatiku sama sekali tidak mampu memainkan peranan yang dulu engkau mainkan. Saya hanya berkata, semoga Allah memberikan pahala besar kepadamu. Kelmarin, roh ibumu menghadap Tuhannya, dalam keadaan redha kepadamu dan kepada Tuhannya. Wajahnya memancarkan cahaya dan kegembiraan. Segala sesuatu di sekelilingnya menjadi mudah dan Allah mengumpulkan orang – orang yang paling baik dan mulia. Orang ramai mengusung jenazah ibumu ke pemakaman Al – Qadhabah, tempat dikebumikannya Khalid, saudara kandungmu. Saya bayangkan ibumu dihasung para malaikat dan semua pengiring dikelilingi malaikat. Engkau hanya mendengar desah nafas yang zikir kepada Allah, hati yang tulus berdoa, dan akal fikiran bertasbih. Ketika tiba di tanah perkuburan, mereka semua berdiri bersaf – saf untuk menyembahyangkan dan mendoakan kebaikan orang yang dikuburkan itu. Sungguh beruntung ibumu yang mendapat semua itu. Beruntung juga orang yang mengenali ibumu. Engkau tidak perlu lagi bertanya tentang tetamu dan keluarga yang menziarah ibumu di kala sakit menjelang ajalnya.
Saya berharap engkau menjadi orang yang layak mendapatkan ujian seperti ini. Benar, kehilangan ibu itu kesedihan besar. Tetapi, kehilangan ibu seperti ibumu itu kesedihan yang jauh lebih besar. Kerena ibumu teladan tertinggi dalam kecerdikan dan kesetiaan. Tetapi, Allah Ta’ala berfirman kepada pemimpin umat manusia,
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). ” (Az – Zumar : 30).” m/s 322
- Kata – kata Hikmah
Di antara kata – kata hikmah Ustaz Ahmad Al – Bas ialah,
“Yang harus menjadi titik ukur ialah hasil akhir, bukan permulaan. Seringkali urusan bermula dengan kesenangan dan kegembiraan. Namun, berakhir dengan kesedihan dan penderitaan. Begitu juga sebaliknya. Di antara contoh konkrik terpenting ialah perang Badar Al – Kubra. Perang Badar dimulai dengan keadaan lemah yang dialami kaum mukminin. Sebahagian daripada mereka enggan berperang. Mereka pergi berperang seakan – akan dipaksa menuju kematian dan tidak ingin bertemu pasukan musuh yang membawa senjata. Mereka memohon pertolongan daripada Allah dengan penuh kekhuatiran, mengantuk, ditimpa hujan, diserang dan dikepung musuh. Akhirnya semua itu kemenangan yang nyata. Mereka berhasil membunuh 70 tentera musuh dan menawan 70 tentera musuh, sebagai ujian yang baik baik orang – orang yang beriman. ” m/s 323
HAJI RUSLAN ALI AL – KHALID (ABU ALI)
(Penolong Kaum Papa, 1337 – 1404 H / 1919 – 1984 M)
- Dia berpindah dan menetap di Kuwait tahun 1959. Lahir di Salmiyah tahun 1919. Tidak berusaha unutk kepentingan peribadi dan tidak meminta seseoarang memenuhi kehendaknya. m/s 347 -348
- Dia berpenampilan sederhana, bersih pakaiannya, anggun berwibawa dan berwajah ceria. Dia hadir di majlis – majlis ilmu, mencintai ulama dan dai, membantu penuntut ilmu, orang – orang yang ingin menikah dan para pencari kerja. Dia membantu orang – orang sakit, menghadiri jenazah dan memberi bantuan kepada orang yang memerlukan. Dia menamakan kelompok orang – orang yang bekerjasama dengannya sebagai Jama’ah Iqlaqir Rahah (Kelompok Pengganggu Istirehat), kerana dia mengetuk pintu rumah orang di malam hari atau tengah hari, yang merupakan waktu istirehat, untuk meminta bantuan bagi orang – orang yang terkena musibah, menyelamatkan korban bencana, membantu orang yang memerlukan, atau memecah permasalahan pelik dan krusial. m/s 348
- Haji Ruslan rajin hadir di seminar pekanan yang kami adakan pada tengah hari hari Jumaat. Usai acara, diumumkan beberapa projek kemanusiaan yang memerlukan sokongan dan pengikut. Seperti pemberian dana untuk kesetiakawanan kemanusian dan memenuhi keperluan utama kaum muslimin dan keluarga miskin. Setelah itu, dia bersama sukarelawan, yang mengharapkan pahala dan redha daripada Allah, membawa bahan makanan, pakaian, dan wang, kepada kaum muslimin yang fakir, memerlukan, dan orang – orang yang dikira kaya kerana menjaga diri daripada mengemis, padahal sebahagian dari mereka tidak memiliki makanan untuk dijamah setiap harinya. m/s 348
- Dia bukan ulama besar dan memiliki gelaran. Juga bukan persatuan, pejabat, atau ahli perniagaan. Dia hanya orang yang hidup sederhana dan tidak menikah, kerana lebih sibuk dengan kerja – kerja sosial dan mengutamakan diri menjadi milik kaum muslimin. Mereka keluarga dan anak – anaknya. Memberi layanan kepada mereka adalah cita – cita dan harapannya, demi meraih apa yang ada di sisi Allah Ta’ala. m/s 349
- Karakter Unik
Saya dekat dengan Haji Ruslan dan dia juga dekat denganku. Saya lihat pada dirinya sifat – sifat dan karakter, yang saya berharap seandainya sebahagian daripada dirinya sifat – sifat dan karakter itu, saya berharap seandainya sebahagian sifat dan karakter itu ada padaku. Dia memiliki tawakal yang tinggi kepada Allah, tidak menolak tangan orang yang meminta, dan tidak menunda upaya memenuhi keperluan muslimin. Suatu ketika, dia datang kepadaku dan minta mengesyorkan untuk meminta bantuan pejabat tinggi, agar memecahkan problematika orang – orang yang memerlukan pertolongan. Waktu itu, waktu kerja hampir tamat. Kerana itu, saya memintanya menunda esok hari. Dia jelaskan, permasalahannya tidak mungkin ditunda lagi dan penangguhan mengakibatkan bahaya lebih besar bagi mereka. Saya berkata kepadanya bahawa ketua pejabat bersikap keras dan kelmarin dia berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan. Saya khuatir bila saya menuliskan mengesyorkan untuknya sekarang, dia tidak menerimanya. Dia berkata, “Saya mohon anda menulisnya segera juga dan saya sendiri yang pergi menghadap kepadanya. Setelah itu, terserah kepada Allah mahu melakukan apa yang menjadi kehendak – Nya.” Saya kabulkan permohonannya dan menulis mengesyorkan untuknya. Lalu, dia membawanya dengan cepat dan menemui ketua pejabat itu sebelum keluar dari pejabatnya. Berkat doa Haji Ruslan, ketua pejabat itu mengabulkan semua permohonannya, tanpa pengecualian. Padahal, ini bukan kebiasaan sehari – harinya. Semua itu berkat kurniaan Allah yang diberikan kepada sesiapa yang dikehendakinya. m/s 349
- Pertemuan Kami di Musim Haji
Saya ingat pertemuanku di musim haji dengan Syaikh Ibrahim An – Nashir. Pada saat melempar jumrah, kami terpisah dari yang lain. Saat itu, Syaikh Ibrahim An – Nashir ditemani Haji Ruslan Al – Khalid, yang bertubuh tinggi, hingga dapat melihat orang – orang dari atas kepala mereka. Dia arahkan pandangan kepada jamaah haji yang melempar jumrah. Setelah itu, dia menoleh ke arah Syaikh Ibrahim An – Nashir, seraya berkata, “Tunggu di sini wahai Abu Abdul Aziz. Saya akan bawa teman anda, Abu Mushthafa, ke hadapanmu. Benar, tiba – tiba saja tangan Haji Ruslan memecah kerumunan orang. Dia pegang leherku ke tempat Syaikh Ibrahim An – Nashir. Akhirnya, kita bersama lagi, dengan gembira dan bahagia. Waktu itu, dengan nada bergurau kami berkata kepada Haji Ruslan, “Ini salah satu manfaat tubuhmu yang tinggi ditambah lagi kemurahan tanganmu dalam kebajikan, wahai Abu Ali.” m/s 350
- Sudah menjadi tradisi kami selesai pelajaran, ceramah atau seminar, kami menanyakan kepada hadirin keadaan dan problematika mereka, agar kita dapat saling membantu memberikan penyelesaian memadai. Setelah itu, dilanjutkan dengan gurauan ringan, dengan mengemukakan cerita – cerita lucu dan pengalaman – pengalaman unik. Yang paling menonjol hal ini ialah Dr. Isa Abduh, Abdul Karim Kafaji, dan kadang – kadang Haji Ruslan ikut terlibat di dalamnya. Begitulah, kami hidup dalam suasana keilmuan, perjuangan, kebahagiaan, dan persaudaraan Islam. m/s 350
- Komentar Tokoh tentang Haji Ruslan
Ustaz Abdullah Syabib, editor majalah Al – Balagh Kuwait, berkata tentang Haji Ruslan, “Haji Ruslan Al – Khalid berhijrah meninggalkan tanah airnya, demi meraih redha Allah. Masyarakat dan orang baik – baik di Kuwait mengenalnya sebagai menara kebaikan dan kebajikan. Dia lebih banyak hidup untuk orang lain, daripada untuk diri sendiri. Dia tidak tertarik menjadi kaya, bermegah –megahan dalam bangunan dan kemudahan mewah. Ketika meninggal dunia, saya mendapati pada buku catatannya senarai seratus keluarga miskin yang ditanggungnya.” m/s 351
- Kiamat telah Tiba
Dr. Adil Hasun, yang berasal dari daerah yang sama dengan Haji Ruslan berkata tentang Haji Ruslan, “Haji Ruslan menghabiskan sebahagian penting usianya di tanah kelahirannya, Salmiyah, untuk berdakwah kepada Allah dan berjuang menentang mazhab Isma’iliyah Agha Khan, yang menyerangnya dan melemparinya dengan batu hingga berdarah. Saya lihat sendiri kumpulan yang melempar batu kepada Haji Ruslan, sehingga anda dapat membayangkan kiamat telah tiba. Dia tegar, yakin kepada Allah, sabar, dan berharap redha – Nya.”
Saya ingat Haji Ruslan pernah menghubungiku dan meminta bantuan agar saudara kandungku, Akh Yusuf Al – Aqil rahimahullah, melangsaikan hutang yang dipinjam seseorang yang tidak mampu. Saya bicara dengan saudaraku dan dia pun mengabulkan permintaan itu, kerana tahu sifat menjaga diri dan suka menolong pada diri Haji Ruslan. m/s 352
- Haji Ruslan meninggal dunia di Kuwait, tanggal 25 Disember 1984. m/s 354
ABDULLAH SULTHAN AL – KULAIB
(Pejuang yang tidak Banyak Bicara, 1343 – 1400 H / 1925 – 1990 M)
- Dia percaya kebanggaan orang muslim ialah aqidahnya. Tidak ada sesuatu apa pun, yang lebih tinggi dan unggul daripada aqidah. Dia menghormati jasa tokoh – tokoh senior, menyebutkan kebaikan dan mendoakan mereka. Dia menyambut anda dengan wajah ceria, tutur kata manis, dan akhlak mulia. Dia berbicara dengan anda secara biasa dan banyak bersuka ria untuk menghiburkan tamu ditempatnya. Dia mengulang – ulang ucapan umat Islam harus bertemu di satu titik persamaan. m/s 367
- Memiliki peranan penting dalam pendirian Jam’iyatul Irsyad Al – Islami. Pertemuan pertama untuk mempersiapkannya tahun 1952. m/s 368
- Mereka melakukan perjalanan ke Yordania, untuk memberi bantuan sejumlah wang dan barang, seperti khemah, pakaian, dan makanan, kepada pelarian Palestin, di Yordania tahun 1952. m/s 369
- Menerbitkan majalah Al – Irsyad Al – Islami, mendirikan madrasah Al – Irsyad Al – Islami, membuka perpustakaan Al – Irsyad Al – Islami, dan pusat olah raga. m/s 369
- Kuwait merupakan negara yang pertama yang mempelopori pembelaan jihad Islam tahun 1936, di Palestin. m/s 370
- Ketika batalion Fatah memaklumkan jihad melawan Yahudi di Palestin, dermawan Kuwait bertindak cepat memberi bantuan. Ketika batalion Fatah meninggalkan jihad, menyerah kalah kepada Yahudi, mengakui perjanjian dan kesepakatan dengan Yahudi, orang – orang pun meninggalkan dan menghentikan bantuan kepada mereka. m/s 371
- Al – Akh Abdullah Al – Kulaib lahir 1925, di Al – Qabali, Kuwait. m/s 371
- Langkah organisasi ini kami mulai dengan memberi pendidikan kepada orang – orang buta huruf, yang tidak pernah mendapat pendidikan. m/s 372
ASY – SYAHID ABDUL QADIR AUDAH
(Hakim yang Syahid : 1324 – 1374 H / 1906 – 1954 M)
- Ketika Ustaz Hasan Al – Hudhaibi memangku jawatan Mursyid ‘Am Ikhwanul Muslimin, Ustaz Abdul Qadir Audah terpilih menjadi Wakil ‘Am Ikhwanul Muslimin, lalu dia mengundurkan diri dari kehakiman dan konsenterasi untuk tugas dakwah.
Ustaz Abdul Qadir Audah menjalankan aktiviti dakwah dan tanggung jawab menajerialnya di Jamaah Ikhwanul Muslimin, sampai dia mati syahid di tiang gantungan, tanggal 7 Disember 1954, suruhan sang tiran Jamal Abdun Nashir, yang sangat dendam kepada Ustaz Abdul Qadir Audah, kerana kedudukannya dan kekuatan peribadinya. Ustaz Abdul Qadir Audah dijatuhkan hukuman mati bersama sejumlah rakan syahidnya yang mulia : Muhammad Farghali, YusufThal’at, Ibrahim Ath – Thayyid, Mahmud Abdul Lathif, dan Hindawi Duwair. m/s 475
- Di buku At – Tasyri’ Al – Jina’I fil Islam Muqarinan bil Qanun Al – Wadh’I, Ustaz Abdul Qadir Audah berkata, “Ketika membandingkan antara undang – undang di zaman kita ini dengan syariat, sesungguhnya saya membandingkan antara undang – undang yang berubah, berkembang, dan berjalan menuju sampai kesempurnaan sampai akhirnya mencapai tahap hampir mendekati kesempurnaan (sebagaimana yang dikatakan sebahagian orang), dengan syariar yang diturunkan sejak tiga belas abad silam, yang tidak berubah atau berganti pada masa silam, dan tidak akan berubah atau berganti pada masa mendatang. Syariat yang karakternya menolak perubahan dan pergantian, kerana datang dari sisi Allah dan tidak ada perubahan pada kalimah – kalimah Allah. Juga kerana termasuk ciptaan Allah yang memperbaiki semua yang diciptakan – Nya dan apa yang Dia ciptakan tidak memerlukan perbaikan setelah penciptaannya.” m/s 476
- Ustaz Abdul Halim di bukunya, Al – Ikhwanul Muslimun : Ahdats Shana’at Tarikh, menceritakan kepada kita tentang Ustaz Abdul Qadir Audah, interaksi yang kuat, kedekatannya dengan Imam Asy – Syahid Hasan Al – Banna, dan Imam Hasan Al – Hudhaibi, “Pada mulanya, Ustaz Abdul Qadir Audah termasuk orang – orang Ikhwan yang berbaik sangka kepada Jamal Abdun Nashir dan memandang baik tindakan – tindakannya, kerana dia perwira dari Ikhwanul Muslimin yang wajib diberi dukungan.
Ustaz Abdul Qadir Audah memiliki kedudukan khusus di hati orang – orang Ikhwan, mendapat kecintaan, kehormatan dan kemuliaan. Barangkali, saya orang yang paling menghormati dan memuliakannya. Dia menjadi saudaraku yang tercinta, teman paling tulus, dan orang Ikhwan paling dekat dengan hatiku, paling menarik kekaguman dan kecintaanku.
Ustaz Abdul Qadir Audah termasuk orang yang paling dicintai Ustaz Imam Asy – Syahid Hasan Al – Banna dan namanya sering disebut – sebut di depan kami dengan bangga. Ustaz Abdul Qadir Audah juga orang paling dekat dengan Ustaz Hasan Al – Hudhaibi, Mursyid ‘Am Kedua. Barangkali, Hasan Al – Hudhaibi yang mengisyaratkan Abdul Qadir meninggalkan pekerjaannya di kehakiman, agar dapat mendampinginya sebagai wakil Ikhwanul Muslimin.” m/s 477 – 478
- Dakwah telah berjalan melewati berbagai peristiwa besar yang berpengaruh pada masa depan dakwah dan generasi – generasi mendatang. Kalian berhak mengetahui semua peristiwa yang menghadang dakwah, keadaan yang mengepung kalian, dan dakwah kalian, agar kalian mendapat kejelasan tentang urusan kalian, tindakan kita semuanya tepat sesuai dengan petunjuk kebenaran dan realiti. m/s 479
- Wahai Ikhwan yang mulia, kita bukan pengganas, kerana Islam mengharamkan keganasan. Kita bukan penyeru fitnah, kerana fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Orang mukmin tidak pantas menjadi tukang fitnah dan tukang laknat. Kita berjalan dengan mengikut jejak – jejak Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, menyeru kepada kebaikan dengan hikmat dan nasihat yang baik, menolak kejahatan dengan kebaikan, dan membela diri dengan cara terbaik, sabar dan kesopanan orang mukmin, dan yakin kepada pertolongan Allah. Jamaah Ikhwanul Muslimin dibubarkan untuk kedua kalinya, banyak anggota ditahan, dituduh dengan berbagai tuduhan, dan disudutkan surat khabar. Ini ujian baru dan tribulasi yang mengisytiharkan keredhaan Allah kepada Jamaah ini. Kerana sudah menjadi sunnatullah terhadap jamaah bahawa Dia memilih mereka dan memisahkan antara yang kotor dengan yang baik. Allah Ta’ala berfirman, “Allah sekali – kali tidak akan membiarkan orang – orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) ai yang baik (mukmin).” (Ali Imran : 179). m/s 480
- Di buku Fi Qafilatil Ikhwanil Muslimin, Ustaz Abbas As – Sisi mengatakan, “Perlu diingat, sebab hakiki pengadilan terhadap Ustaz Abdul Qadir Audah ialah upaya balas dendam dan menghabiskannya, kerana posisi penting yang diraihnya di sisi Presiden Muhammad Najib, di beranda istana Abidin. Ketika itu, Presiden Muhammad Najib minta Abdul Qadir Audah naik ke beranda, untuk menenangkan rakyat dalam jumlah besar di lapangan luas dan minta mereka membubarkan diri. Ketika Ustaz Abdul Qadir Audah mereka membubarkan diri, mereka terus membubarkan diri saat itu juga dengan patuh, tenang dan tertib. Sikap ini menyebabkan Abdun Nashir bengang, lalu dia menyembunyikannya di hati dan menyadari betapa bahayanya Ustaz Abdul Qadir Audah yang perintahnya selalu ditaati massa yang besar.” m/s 482
- Dia berani dalam kebenaran, biarpun ditentang oleh orang seluruh dunia, kerana dia berusaha bersungguh – sungguh untuk mendapatkan keredhaan Allah, sebelum berfikir untuk mendapatkan keredhaan manusia. m/s 483
- Ketika Abdun Nashir berkata kepadanya, “Sungguh, saya akan menumpaskan setiap orang yang menghalangi jalanku.” Ustaz Abdul Qadir Audah menjawab dengan lantang, “Orang yang tersisa di antara mereka – sebagai akibatnya – pasti menumpas para thaghut dan orang zalim.” m/s 483
- Pada tanggal 28 Februari 1954, rakyat dalam jumlah besar berhamburan menuntut para penguasa meninggalkan kezaliman dan menyingkirkan orang – orang zalim. Rakyat yang mencapai ribuan itu pergi ke lapangan Abidin menuntut Presiden Muhammd Najib membebaskan para tahanan, menyingkirkan orang – oran kejam, memberi sanksi kepada orang – orang yang membunuh demonstran di Kaubari istana Nil, dan menerapkan syariat Tuhan penguasa semesta alam. m/s 483
- Ustaz Abdul Qadir Audah berdiri di depan pengadilan sandiwara ini seraya berkata, “Saya dituduh dengan berbagai tuduhan – seandainya benar – bererti saya penjahat dan kalian korbannya. Saya tidak tahu pihak korban kejahatan berhak mengadili orang yang berbuat jahat kepadanya. Sungguh, saya tidak bertemu di dunia hukum yang memperbolehkan pengadilan seperti ini. Bagaimana diterima akal bila hakim menjadi penggugat sekalian penentu hukuman?” m/s 485
- Di Tiang Gantungan
Ketika penguasa menggiring Ustaz Abdul Qadir Audah bersama rakan – rakan syuhada lain, untuk menjatuhkan hukuman mati terhadap keenam Ikhwan. Hakim Asy – Syahid Abdul Qadir Audah maju ke tiang gantungan dengan berani dan mendekatkan diri kepada Allah dengan menerima takdir – Nya. Perkataan terakhir yang dia ucapkan sebelum pelaksanaan hukuman mati dan ruhnya menghadap Allah, “Darahku akan menjadi laknat atas pemimpin – pemimpin revolusi.”
Allah mengabulkan doa Abdul Qadir Audah dan darahnya menjadi laknat atas para penguasa. Tidak ada seorang pun di antara orang – orang zalim ini yang selamat dari keraguan Allah di dunia. Mereka mengalami tragedi secara barisan. Jamal Salim, ketua Mahkamah, menderita penyakit saraf. Saudara Jamal Salim, Shalah Salim, ginjalnya tidak berfungsi, hingga air kencingnya tertahan dan mati keracunan. Syamsu Badran dijatuhi hukuman seumur hidup. Konselor Abdul Hakim Amir mati bunuh diri atau diracun. Hamzah Basyuni terlanggar lori, hingga tubuhnya terkoyak dan bertaburan di atas tanah. Al – Askari Ghunaim ditemukan tewas di tengah kebun. Ash – Shaul Yasin diserang untanya dan tulang lehernya retak hingga mati. Dan masih banyak lagi pemimpin – pemimpin zalim dan khadam - khadam mereka yang menindas Ikhwanul Muslimin. Kita lihat Allah menunjukkan keajaiban kekuasaan – Nya terhadap mereka. Sedang pembesar mereka dan ketua kejahatan, Abdul Qadir Audah, maka seluruh kehidupannya dipenuhi ketakutan dan keresahan, baik dalam keadaan terjaga mahupun tidur. Bahkan, kuburnya digenangi aliran air. m/s 485
DR. MUSHTHAFA HUSNI AS – SIBA’I
(Ulama, Mujahid, dan Dai : 1915 – 1964 M)
- Ayah dan datuknya penanggung jawab khutbah di Masjid Jami’ magah di Himsh, dari generasi ke generasi. m/s 487
- Ditangkap orang – orang Perancis untuk pertama kalinya pada tahun 1931. Dia ditangkap kali kedua oleh orang – orang Perancis juga. m/s 488
- Delegasi Mesir yang hadir di pertemuan tahun 1942 ialah Ustaz Said Ramadhan. m/s 489
- Ikhwanul Muslimin Suriah berperan aktif bersama Ikhwanul Muslimin Mesir, Yordania, dan Palestin, di Perang Palestin tahun 1948. m/s 491
- Rezim An – Naqrasyi membubarkan Jamaah Ikhwanul Muslimin tanggal 8 Disember 1948. m/s 492
- Kata – kata Dr. Mushthafa Husni As – Siba’i
Dalam hal ini, pendapatnya sama dengan pendapat Dr. Mushthafa Husni As – Siba’i, Muraqib ‘Am Ikhwanul Muslimin Suriah, di bukunya, Akhlaquna Al – ijtima’iyah. Dr. Mushthafa Husni As – Siba’i berkata, “Di penjara – penjara Mesir, ulama dipaksa membelah batu, mengenakan pakaian banduan, diperlakukan sangat keji dan hina, kerana mereka memahami ilmu itu jihad, nasihat, kesusahan, dan interaksi dengan Allah Ta’ala. Jika melihat kemungkaran, mereka mengingkarinya. Apabila bertemu orang jahil, mereka menasihatinya. Apabila diuji dengan ujian berbentuk penguasa zalim, mereka bangkit menghadapinya untuk mengembalikannya kepada kebenaran. Apabila berhadapan dengan orang – orang kaya, pemimpin, dan tokoh – tokoh parti yang menggunakan rakyat, mereka menghadapinya dengan kebenaran, yang dijadikan Allah sebagai amanah di leher ulama. Itulah kejahatan yang membuat mereka dimasukkan ke penjara, kaki dan tangan mereka dibelenggu dengan besi, dan digiring ke tambang batu, layaknya seperti pembunuh, pencuri, penjahat, dan perompak.
Lidah mereka tidak seperti lidah saudara – saudara mereka sendiri, para ulama pemburu dunia, yang dikawal penguasa zalim untuk menipu masyarakat atas nama agama. Mereka ini alat untuk membius rakyat, menghina ulama yang mepelopori kebaikan, memuliakan orang – orang fasik dan para pengamal rasuah.
Ulama yang mempelopori kebaikan ini, betapa sedikitnya jumlah mereka, hebatnya tribulasi dan permusnahan yang mengepung mereka, merupakan harapan utama kebangkitan, kemerdekaan, dan kebebasan umat.” m/s 408 – 409
ASY – SYAHID SAYYID QUTHB
(Sasterawan yang Syahid, 1324 – 1386 H / 1906 – 1966)
- Pelaksanaan hukuman mati terhadap Asy – Syahid Sayyid Quthb dilakukan sebelum terbit fajar hari Isnin, 29 Ogos 1966. m/s 610
- Al – Maududi, bercerita kepada saya, “Tiba – tiba, saya merasa tercekik sangat keras, tanpa tahu apa sebabnya. Ketika saya tahu hari pelaksanaan hukuman terhadap Asy – Syahid Sayyid Quthb dari surat khabar, saya pun tahu bahawa saya sedang tercekik maka pada saat itulah Asy – Syahid Sayyid Quthb syahid di tiang gantungan.” m/s 610
- “Jari telunjuk yang setiap hari menjadi saksi tauhid kepada Allah saat solat menolak menulis satu kata pengakuan untuk penguasa tiran. Jika saya dipenjara kerana kebenaran, saya rela dengan hukum kebenaran. Jika saya dipenjara dengan kebatilan, pantang bagi saya meminta belas kasihan daripada kebatilan.” m/s 611
- Terjadilah bencana tahun 1967, iaitu Abdun Nashir mengalami kekalahan memalukan, hingga Alal Al – Fasi, pemimpin nasional Maroko, berkata, “Allah tidak akan memenangkan perang yang dipimpin oleh orang yang telah membunuh Asy – Syahid Sayyid Quthb.” m/s 611
- “Dakwah Ikhwanul Muslimin dakwah yang bersih dari fanatisme. Justeru itu, para penentangnya orang – orang fanatik atau orang – orang bodoh yang tidak tahu apa yang mereka katakan.” m/s 613
- Seribu satu khutbah dan seribu risalah yang ditinggalkan Imam As – Syahid Hasan Al – Banna tidak dapat mengobarkan semangat dakwah pada diri Ikhwan sehebat yang dikobarkan titisan darah suci yang ditumpahkan. m/s 614
- “Kalimah – kalimah kita menjadi boneka lilin. Jika kita mati mempertahankannya, maka saat itulah roh mengemaskannya hingga kalimat – kalimat kita hidup terus.” m/s 614
- “Kalimah yang keluar di mulut dan terucap lisan, namun tidak memiliki interaksi dengan sumber ketuhanan, itu lahir dalam keadaan mati.” m/s 614
- “Al – Qur’an tidak menyingkap rahsianya, kecuali kepada orang – orang yang terjun ke medan perang dengan berbekal Al – Qur’an dan berjihad demi membelanya.” m/s 614
- Syair menarik dengan judul Akhi ketika mendekam di belakang jeriji penjara.
“Saudaraku, engkau merdeka, meski berada di balik jeriji penjara
saudaraku, engkau merdeka meski digari dan dibelenggu
bila berpegang pada Allah berpegang teguh
maka tipu daya musuh tidak membahayakanmu
wahai saudaraku, pasukan kegelapan akan binasa
dan fajar baru akan menyingsing di alam semesta
lepaskan kerinduan jiwamu
engkau akan melihat fajar dari jauh telah bersinar
saudaraku, engkau jangan sakit berjuang
engkau lemparkan senjata dari kedua lehermu
siapakah yang akan mengubati luka – luka pada korban
dan meninggikan kembali panji – panji jihad?” m/s 614